Jumat, 18 Maret 2016

HAKIKAT NAFSU

            Ulama’ berbeda pendapat dalam menyikapi akan hakikat nafsu menjadi beberapa kesimpulan, yang garis besar sebagai berikut:
1-      Ada yang berpendapat bahwa nafsu itu adalah ruh pada hakikatnya, Ulama’ yang berpendapat demikian (berdalil) menyimpulkan dari salah satu ayat Al-Qur’an:
(ولو ترى إذ الظالمون في غمرات الموت والملائكة باسطوا أيديهم أخرجوا أنفسكم) أي أرواحكم "الأنعم - 93
2-      Dan ada yang mengatakan nafsu adalah dzat yang kesat mata yang bisa diketahui dan disadari keberadaannya, jika ditinjau dari hidupnya jasad karena adanya ruh maka ia dinamakan RUH, jika ditinjau dari segi syahwat maka ia dinamakan NAFSU, jika ditinjau dari segi ia bisa membedakan/berpikir maka disebut AKAL. Maka tiga nama yang berbeda itu sebenarnya sama, sama-sama satu dzat akan tetapi berbeda dalam sisi lain, yaitu dari segi manusia, nafsunya dan dzatnya, dan disifati berbeda-beda juga tergantung keadaannya yang berbeda.
Dan beberapa keadaan yang membedakan sifat (nama) nafsu tersebut adalah:
-          Jika nafsu tersebut tunduk dibaawah perintah kita (taat kepada agama) maka dinamakan Nafsu Mutmainnah, Allah SWT berfirman: (يأيهاالنفس المطمئنّة) الفجر – 27
-          Jika tidak benar-benar taat (masih melawan hawa nafsu) maka dinamakan Nafsu Lawwamah (mencela), dinamakan demikian karena nafsu tersebut mencela tuannya ketika lalai (berbuat salah), contoh: setelah berbuat dosa hati kita (bisikan) menyesal atas apa yang kita perbuat dan mencela/menyalahkan diri kita sendiri. Allah SWT berfirman: (ولا أقسم بالنفس اللّوّامة) القيامة – 2
-          Apabila nafsu itu tunduk kepada syahwat dan bisikan-bisikan syetan, maka ia dinamakan Nafsu Ammarah, Allah SWT berfirman (hikayat dari perkataan nabi yusuf as.): (وماأبرّئ نفسي إن النفس لأمّارة بالسوء إلا مارحم ربّي غفوررّحيم) يوسف – 53
-          Apabila nafsu itu pandai memanipulasi (menyerupakan) keburukan dengan kebaikan, dan membungkus kebathilan dengan haq[1], maka nafsu tersebut dinamakan Al-Musawwalah (yang memanipulasi/menyerupai), Allah SWT berfirman (hikayat perkataan nabi ya’qub as. Kepada putranya): (قال بل سوّلت لكم أنفسكم أمرًا) يوسف – 18.



[1] Sebagaimana dalam qaidah yang ma’ruf: كلمة الحق تريد بهاالباطل

Selasa, 08 Maret 2016

Hakikat Kebenaran tentang Gerhana

 Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
Dan diantara tanda-tanda kekuasaannya adalah malam, siang, matahari dan bulan, Janganlah kalian sujud (menyembah) matahari maupun bulan, tapi bersujudlah kepada Allah yang menciptakannya, jika kalian hanya menyembahnya” (Fushshilat: 37)
Gerhana yang terjadi adalah tanda kekuasaan Allah SWT dan tanda untuk menunjukkan kepada semuanya bahwa tidak ada yang sempurna kecuali sang Pencipta.
Secara tidak langsung Allah SWT juga ingin menunjukkan bahwa Bulan, Matahari yang disembah sebagain orang tidaklah sempurna, keduanya tidak terus terang bersinar.
            Allah SWT memberi kita akal untuk berpikir dan agar bias memilah antara kebenaraan dan hal yang salah, terutama dalam hal kepada siapa kita menyembah, jangan pernah kita dahulukan ego cobalah jernihkan pikiran sebelum mengambil langkah besar dalam hidup kita, sebagai mana yang dinyatakan Sayyidina Umar bin Khattab: ketika melihat bebatuan dan roti beliau tiba-tiba tertawa, sahabat yang melihatnya pun bertanya akan prihal itu, beliau menjawab “aku bingung akan apa yang aku lakukan dahulu, aku membuat patung dari batu yang aku pahat sendiri dari kedua tanganku lalu aku menyembahnya, bahkan terkadang aku membuatnya dari bahan roti (gandum), maka apakah tidak berpikir hal itu sungguh tidak masuk akal”.
Apa yang sebenarnya kita sembah, yang kita percayai dapat melindungi kita, yang dapat memberi rezeqi dan musibah? Apakah Patung dari batu yang di pahat oleh tangan manusia itu sendiri! Ataukah dewa-dewa dengan wujud yang sebagiannya terlihat dengan bentuk yang aneh dan tidak rasio! hewan-hewan seperti kera atau sapi yang mereka sendiri kita tahu tak memiliki akal! Ataupun sesame manusia yang dianggap anak tuhan atau tuhan yang menjelma dan seterusnya dengan paradigm yang terlalu dipaksa agar rasional dan dapat diterima akal?!
            Tidakkah kita hargai anugrah akal dan kecerdasan yang kita miliki ini, mulailah berpikir dengan jernih, tenangkan pikiran dan hati kita jangan ego dengan hal-hal yang menentukan arah kehidupan kita. Sadar dan ingat penyesalan pasti akan datang di akhir, haruskah kita sadar setelah semuanya terlambat dan menyesal.
            Kita berdoa agar mendapat perlindungan Allah SWT dan mendapat hidayah agar hati kita terbuka untuk melihat kebenaran, dan mudah-mudahan langkah kaki kita telah benar untuk mendapatkan kebahagiaan yang bukan hanya didunia fana ini tapi mendapat nimat dan dapat bahagia di akhirat yang kelal kekak.
Dari sahabat Mughirah bin Syu’bah, Nabi Shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda:
{إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللهِ لاَ يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ, وَلاَ لَحِيَاتِهِ, فَإِذَا رَأَيْتُمُو هُمَا فَادْ عُوا اللهَ وَصَلُّوا حَتَّى تَنْكَشِفَ}

Sesungguhnya matahari dan bulan adalah salah satu tanda kebesaran Allah. Tidaklah terjadi gerhana matahari dan bulan karena kematian seseorang atau karena kelahiran seseorang. Apabila kalian melihat (gerhana) matahari dan bulan, maka berdoalah kepada Allah dan sholatlah hingga tersingkap kembali.” (HR. Al-Bukhari no. 1043, dan Muslim no. 915)

Kamis, 03 Maret 2016

inilah kebenerannya

Sebuah kisah nyata yang penuh hikmah yang mengajarkan kita tentang kebenaran islam dan pentingnya bagi pemuda muslim untuk menuntuk ilmu dan lain-lain.
Kisah ini memiliki beberapa versi bisa jadi karena hal tersebut memang pernah terjadi beberapa kali, di antaranya ada riwayat yang mengatakan bahwa kisah ini terjadi pada zaman Sy. Ali bin Abi thalib saat ada yahudi bertanya pada beliau, ada juga riwayat yang mengatakan terjadinya pada zaman Thabi’in, bahkan ada cerita yang banyak menyebar bahwasannya itu terjadi di negara Paman Sam antara seorang pemuda pelajar asal arab yang ditanya oleh seoang pendeta.
Saya akan menceritakan kembali dengan versi yang terdekat dimana ada seorang pemuda muslim yang berdebat dengan pemuka orang non-muslim untuk menunjukkan mana diantara kedua yang benan dan otentik, di mulai dari pendeta yang memberi beberapa soal:
Seorang pemuda arab yang menimba ilmu di amerika baru saja menyelesaikan bangku kuliahnya di amerika, ketika berada di amerika ia berkenalan dengan salah seorang Nasrani, hubungan mereka semakin akrab dengan harapan semoga Allah SWT memberinya hidayah masuk islam, pada suatu hari mereka berdua berjalan di perkampungan dan melintas di dekat sebuah gereja, temannya meminta agar ia turut masuk ke dalam gereja, semula ia keberatan namun karena terus di desak dia memenuhi permintaannya masuk ke dalam gereja dan duduk di salah satu bangku dengan hening sebagaimana kebiasaan mereka, ketika pendeta masuk mereka serentak berdiri untuk memberikan penghormatan, di saat itu pendeta merasa janggal ketika melihat kepada para hadirin, dan berkata “di tengah kita ada seorang muslim, aku harap ia keluar dari sini” pemuda arab itu tidak bergeming dari tempatnya, pendeta tersebut mengucapkan perkataan itu berkali-kali, namun ia tetap tidak bergeming dari tempatnya, sampai akhirnya pendeta itu berkata “aku minta ia keluar dari sini dan aku menjamin keselamatannya” akhirnya pemuda ini beranjak keluar, di ambang pintu ia bertanya kepada pendeta “bagaimana anda tahu bahwa saya seorang muslim” pendeta itu menjawab “dari tanda yang terdapat di wajahmu” kemudian ia beranjak hendak keluar, tapi sang pendeta ingin memanfaatkan keberadaan pemuda ini dengan mengajukan beberapa pertanyaan dengan tujuan untuk memojokkan pemuda tersebut dan sekaligus mengokohkan agamanya serta menyalahkan islam, pemuda muslim itupun menerima tantangan debat tersebut, pendeta berkata “aku akan mengajukan kepada anda 22 pertanyaan dan anda harus menjawabnya dengan tepat” :

1. Sebutkan satu yang tiada duanya
2. dua yang tiada tiganya
3. tiga yang tiada empatnya
4. empat yang tiada limanya
5. lima yang tiada enamnya
6. enam yang tiada tujuhnya
7. tujuh yang tiada delapannya
8. delapan yang tiada sembilannya
9. sembilan yang tiada sepuluhnya
10. sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh
11. sebelas yang tiada dua belasnya
12. dua belas yang tiada tiga belasnya
13. tiga belas yang tiada empat belasnya
14. Sebutkan sesuatu yang dapat bernafas namun tidak mempunyai ruh!
15. Apa yang dimaksud dengan kuburan berjalan membawa isinya?
16. Siapakah yang berdusta namun masuk ke dalam surga?
17. Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah namun Dia tidak menyu- kainya?
18. Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dengan tanpa ayah dan ibu!
19. Siapakah yang tercipta dari api, siapakah yang diadzab dengan api dan siapakah yang terpelihara dari api?
20. Siapakah yang tercipta dari batu, siapakah yg diadzab dengan batu dan siapakah yang terpelihara dari ibatu?
21. Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap besar!
22. Pohon apakah yang mempu-nyai 12 ranting, setiap ranting mempunyai 30 daun, setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah naungan dan dua di bawah sinaran matahari?”
Mendengar pertanyaan tersebut pemuda itu membaca Basmalah dan yakin bahwa Allah SWT akan memberi pertolongan kepada agamanya:
1. Satu yang tiada duanya ialah Allah SWT.
2. Dua yang tiada tiganya ialah malam dan siang. Allah SWT berfirman:
Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda (kebesaran kami).” (Al-Isra’: 12).
3. Tiga yang tiada empatnya adalah kekhilafan yang dilakukan Nabi Musa ketika Khidir menenggelamkan sampan, membunuh seorang anak kecil dan ketika menegakkan kembali dinding yang hampir roboh.
4. Empat yang tiada limanya adalah Kitab-kitab yang Allah SWT turunkan kepada Rasulnya Taurat, Injil, Zabur dan al-Qur’an.
5. Lima yang tiada enamnya ialah shalat lima waktu.
6. Enam yang tiada tujuhnya ialah jumlah hari ketika Allah SWT menciptakan makhluk.
7. Tujuh yang tiada delapannya ialah langit yang tujuh lapis Allah SWT berfirman: “Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis, kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Rabb Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang”. (Al-Mulk: 3).
8. Delapan yang tiada sembilannya ialah malaikat pemikul Arsy ar-Rahman. Allah SWT berfirman,”Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung ‘Arsy Rabbmu di atas(kepala) mereka.” (Al-Haqqah: 17).
9. Sembilan yang tiada sepuluhnya adalah mu’jizat yang diberikan kepada Nabi Musa: tongkat, tangan yang bercahaya, angin topan, musim paceklik, katak, darah, kutu dan belalang dan *
10. Sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh ialah kebaikan. Allah SWT berfirman: “Barangsiapa yang berbuat kebaikan maka untuknya sepuluh kali lipat”. (Al-An’am: 160).
11. Sebelas yang tiada dua belasnya ialah jumlah saudara-saudara Nabi Yusuf
12. Dua belas yang tiada tiga belasnya ialah mu’jizat Nabi Musa yang terdapat dalam firman Allah: “Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman, ‘Pukullah batu itu dengan tongkatmu.’ Lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air” (Al-Baqarah: 60).
13. Tiga belas yang tiada empat belasnya ialah jumlah saudara Yusuf ditambah dengan ayah dan ibunya.
14. Adapun sesuatu yang bernafas namun tidak mempunyai ruh adalah waktu Shubuh, Allah SWT berfirman: “Dan waktu subuh apabila fajarnya mulai menyingsing”. (At-Takwir: 18).
15. Kuburan yang membawa isinya adalah ikan yang menelan Nabi Yunus AS.
16. Mereka yang berdusta namun masuk ke dalam surga adalah saudara-saudara Yusuf , yakni ketika mereka berkata kepada ayahnya, “Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlomba-lomba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala.” Setelah kedustaan terungkap, Yusuf berkata kepada mereka,” tak ada cercaan terhadap kalian.” Dan ayah mereka Ya’qub berkata: “Aku akan memohonkan ampun bagimu kepada Rabbku Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
17. Sesuatu yang diciptakan Allah namun tidak Dia sukai adalah suara keledai Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya sejelek-jelek suara adalah suara keledai” (Luqman: 19).
18. Makhluk yang diciptakan Allah tanpa bapak dan ibu adalah Nabi Adam, malaikat, unta  Nabi Shalih dan kambing Nabi Ibrahim.
19. Makhluk yang diciptakan dari api adalah Iblis, yang diadzab dengan api ialah Abu Jahal dan yang terpelihara dari api adalah Nabi Ibrahim. Allah SWT berfirman, “Wahai api dinginlah dan selamatkan Ibrahim.” (Al-Anbiya’: 69).
20. Makhluk yang terbuat dari batu adalah unta Nabi Shalih, yang diadzab dengan batu adalah tentara bergajah dan yang terpelihara dari batu adalah Ash-habul Kahfi (penghuni gua).
21. Sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap perkara besar adalah tipu daya wanita, sebagaimana firman Allah SWT: “Sesungguhnya tipu daya kaum wanita itu sangatlah besar” (Yusuf: 28).
22. Adapun pohon yang memiliki 12 ranting setiap ranting mempunyai 30 daun, setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah teduhan dan dua di bawah sinaran matahari, maknanya: Pohon adalah tahun, ranting adalah bulan, daun adalah hari dan buahnya adalah shalat yang lima waktu, tiga dikerjakan di malam hari dan dua di siang hari.

Pendeta dan para hadirin merasa takjub mendengar jawaban pemuda muslim tersebut, kemudian ia pamit dan beranjak hendak pergi, namun ia mengurungkan niatnya dan meminta kepada pendeta agar menjawab satu pertanyaan saja, permintaan ini disetujui oleh pendeta.
Pemuda ini berkata “APAKAH KUNCI SURGA ITU?” mendengar pertanyaan itu lidah sang pendeta menjadi kelu, hatinya diselimuti keraguan dan rona wajahnya pun berubah, ia berusaha menyembunyikan kekhawatirannya namun hasilnya nihil, orang-orang yang hadir di gereja itu terus mendesaknya agar menjawab pertanyaan tersebut, namun ia berusaha mengelak.
Mereka berkata “Anda telah melontarkan 22 pertanyaan kepadanya dan semuanya ia jawab sementara ia hanya memberimu satu pertanyaan namun anda tidak mampu menjawabnya!
Pendeta tersebut berkata “Sungguh aku mengetahui jawaban dari pertanyaan tersebut, namun aku takut kalian marah
Mereka menjawab “kami akan jamin keselamatan anda
Pendeta berkata “jawabannya adalah: ASHADU AN LA ILAHA ILLALLAH WA ANNA MUHAMMADAR RASULULLAH

Gereja terasa hening lalu perlahan satu persatu terdengar suara yang bergema menyebut Syahadat dari lisan pendeta dan orang-orang yang hadir di gereja itu, dan mereka pun memeluk agama islam.

Selasa, 16 Februari 2016

Mimpi seorang Mukmin

Mimpi seorang mukmin

                Mimpi seorang mukmin dibagi menjadi dua secara garis besar (global):
1)      Bisyaroh, mimpi tersebut memiliki arti kabar gembira, contoh: tidak jarang kita bermimpi mendapat rezeqi, bertemu teman, saudara atau siapapun yang kita rindu, selang beberapa hari secara kebetulan kita mengalami hal yang persis seperti yang ada didalam mimpi kita bahkan kerap pula tidak lama seling jarak dari mimpi dan kejadian yang menjadi kenyataan tersebut, demikian pula yang terkadang ketika kita bertemu seseorang atau ada kejadian yang terjadi pada kita, kita merasa tidak asing seakan pernah kita alami.
Intinya Bisyaroh adalah mimpi kabar gembira bagi mu’minin yang diberikan allah atas kebaikan atau kebahagiaan yang akan allah berikan pada hambanya.

2)      Isyaroh, sebuah mimpi yang memiliki isyarat namun yang dimaksud disini adalah isyarat atas rahmat Allah SWT kepada hambanya atas ibada, ketaatan dan doa hambanya, contoh: kita tahu didalam ayat dan hadits bahwasannya takdir manusia telah ditulis seluruhnya dari semenjak awal penciptaan hingga dilahirkan dan sampai meninggal dunia, tidak sedikit dan sekecil apapun kecuali Allah SWT telah menuliskan ketentuan untuk kita, dana pa-apa yang telah ditulis pasti akan terjadi dan tidak bias dihapus.
Namun ada hal yang perlu kita ingat dan kita ketahui, bahwasannya Allah SWT maha adil, maha penyayang terhadap hamba-hambanya dan Allah SWT memiliki sifat mustahil bahwa Allah SWT tidak adil, ingkar janji dan semena-mena, jadi Allah SWT pun menciptakan bersamaan dengan takdir yaitu Ikhtiyar dimana hamba-hambanya diberi akal dan pikiran untuk berpikir, agar memahami kebenaran, sadar dan bias membedakan mana yang baik dan buruk, mana yang benar dan salah, maka ada Maqalah yang mengatakan
لايردالقضاء إلا بادعاء
“tidaklah Qada’ (hal yang ditentukan) dapat dirubah kecuali dengan do’a”
Terkadang kita bermimpi hal-hal mengerikan hingga membuat kita terbangun dan berpeluh seperti kecelakaan, musibah dan lain-lain, ketahuilah bahwa hal tersebut bisa jadi adalah takdir yang Allah tuliskan kepada kita, akan tetapi karena doa-doa kita maka apa yang telah ditakdirkan tidak bisa dirubah namun hal tersebut tidak mustahil untuk Allah jadikan didalam mimpi kita, pelajaran seberapa pentingnya doa, dan tidak ada yang tidak bisa kita lakukan selama kita yakin, percaya dan terus berdoa meminta kebaikan kepada Allah SWT.

Irhas, Mukjizat, Karomah dan Maunah

Di dalam agama islam, ada kejadian-kejadian atau peristiwa yang luar biasa, kejadian tersebut di luar nalar manusia, istilah-istilah tersebut di dalam islam ada yang dinamakan Mujizat, karomah, Maunah dan Irhas. Penjelasan selengkapnya mengenai apa itu Mujizat, karomah, Maunah dan Irhas, Silahkan simak dibawah ini
A.       Mukjizat/Mu’jizat
Kata mukjizat terambil dari kata bahasa Arab a’jaza yang berarti melemahkan atau menjadikan tidak mampu. Pelakunya (yang melemahkan) dinamai mu’jiz dan bila kemampuannya melemahkan pihak lain amat menonjol sehingga mampu membungkam lawan, maka dinamai mu’jizat. Tambahan ta’ marbuthah pada akhir kata itu mengandung makna mubalaghah (superlatif). Oleh para pakar agama islam mukjizat antara lain didefinisikan sebagai “suatu hal atau peristiwa luar biasa yang terjadi melalui seseorang yang mengaku nabi, sebagai bukti kenabiannya yang ditantangkan kepada yang ragu, untuk melakukan atau mendatangkan hal serupa, namun mereka tidak mampu melayani tantangan itu.
Menurut istilah, mu’jizat berarti sesuatu yang luar biasa yang terjadi dalam diri nabi atau rasul Allah SWT. Mukjizat bertujuan untuk membuktikan kenabian atau kerasulan seorang nabi atau rasul Allah SWT yang tidak dapat ditiru oleh siapa pun dan untuk melemahkan segala macam usaha dan alasan orang kafir dalam menentang islam, dan menyeru kepada umat agar percaya akan keesaan Allah.
Beberapa Devinisi Mengenai Mukjizat
  1. Secara Bahasa Kata Mu’jizat adalah isim fa’il yg diambil dari fi’il madhi arti melemahkan yg kata itu berasal dari kata yg berarti lemah lawan dari kata yg berarti mampu. Jadi ungkapan mu’jizat Nabi berarti sesuatu yg melemahkan lawan saat berhadapan. Secara Istilah Para ulama memberikan beberapa definisi tentang mu’jizat di antaranya: Mu’jizat adalah suatu perkara yg luar biasa dan tidak bisa ditandingi yg disertai degan tantangan dgn maksud membuktikan kebenaran seseorang yg mengaku bahwa diri adalah rasul. Ibnu Hamdan mendefinisikan: “Mu’jizat adl suatu keluarbiasaan baik ucapan atau perbuatan jika diiringi dan tepat degan pengakuan kerasulan serta sesuai dengannya. Awal mula dalam rangka tantangan. Dan tdk seorangpun yg mampu melakukan menyamai bahkan mendekati sekalipun.
    ”Nama Lain Mu’jizat Mu’jizat disebut juga dgn Ayat Burhan Dala‘il Nubuwwah dan A’lam Nubuwwah . Ibnu Taimiyyah mengatakan: “Lafadz-lafadz ini tadi bila dijadikan sebagai nama Ayat kenabian sebenar lbh tepat menjelaskan maksud dan tujuan dibandingkan lafadz Mu’jizat. Oleh karena lafadz Mu’jizat tdk ada dlm Al-Qur`an dan As-Sunnah justru yg ada di dlm dgn sebutan Ayat Bayyinah dan Burhan . Ahlul kalam tidaklah menyebut Mu’jizat kecuali yg melekat pada Nabi saja. Adapun yg utk wali mereka menyebut Karamah.
  1. Dan ada yang mendinifisikan mujizat adalah tanda atau bukti menakjubkan yang diberikan oleh Allah supaya manusia percaya kepada Nya.
  2. Dalam bahasa asing mu’jizat itu disebut miracle seperti yang berlaku pada Musa dengan tongkatnya yang menjadi ular atau telapak tangannya menjadi putih bersinar terang.
  3. Mu’jizat dinamakan mu’jizat (melemahkan) karena manusia lemah untuk mendatangkan sesamanya, sebab mu’jizat berupa hal yang bertentangan dengan adat.
  4. Pengertian Mukjizat Menurut Agama Islam Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001) kata mukjizat diartikan sebagai “kejadian ajaib yang sukar dijangkau oleh kemampuan akal manusia” menurut Quraish Shihab pengertian kata ini tidak sama dengan pengertian kata tersebut dalam istilah agama islam.
Unsur yang harus ada dalam mukjizat, antara lain:
  1. Kejadian/Peristiwa Harus luar biasa
  2. Tampak pada diri seorang nabi
  3. mengandung tantangan terhadap yang meragukan kenabian
  4. Manusia tidak mampu menandingi hal yang luar biasa tersebut.
Lazimnya, nabi atau rasul menampakkan mukjizatnya hanya pada saat-saat yang sangat dibutuhkan, misalnya untuk membela diri atau menjawab tantangan orang- orang kafir. Dalam al-Qur’an, mukjizat biasanya disebutkan dengan kata-kata ayat atau burhan,yang berarti bukti atau keterangan yang jelas.
Allah SWT berfirman dalam Q.S. Asy-Su’ara’: 4
“Jika kami kehendaki niscaya Kami menurunkan kepada mereka mukjizat dari langit, maka senantiasa kuduk-kuduk mereka tunduk kepadanya.”
Setiap muslim wajib memercayai mukjizat yang dimiliki nabi dan rasul. Mengingkari mukjizat nabi dan rasul berarti mengingkari ayat-ayat yang ada dalam al-Qur’an itu sendiri. Jadi, orang yang mengingkari mukjizat nabi dan rasul termasuk orang kafir.
Macam-macam Mukjizat
Menurut sifatnya, mukjizat dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu mukjizat hisyiah/kauniyah dan mukjizat maknawiyah/aqliyah.
1.      Mukjizat hisyiah/kauniyah ialah mukjizat yang dapat dilihat, didengar, dirasakan, dan dipegang. Mukjizat hisyiah ditujukan kepada orang biasa, yang kurang mampu menggunakan akal pikirannya secara baik. Contohnya, mukjizat Nabi Nuh a.s. beliau membuat perahu untuk menghadapi banjir yang pada waktu itu tidak pernah dilakukan orang dan mustahil dapat dilakukan oleh orang biasa. Setelah perahu selesai dibuat, banjir datang dan sumber airnya datang dari tiap-tiap rumah penduduk yang kafir. Akhirnya, semua penduduk kafir tenggelam sedangkan Nabi Nuh a.s. dan para pengikutnya selamat.
2.      Mukjizat maknawiyah ialah mukjizat yang tidak dapat dilihat, didengar, dirasakan, dicium, dan dipegang. Mukjizat maknawiyah hanya dapat dimengerti dan dikenal oleh orang-orang yang berpikir sehat, berbudi luhur, dan berperasaan halus. Contohnya mukjizat yang dimiliki Nabi Muhammad saw. berupa al-Qur’an. Tidak semua orang mau menerima petunjuk al-Qur’an. Hanya orang yang sehat, berbudi luhur, dan berperasaan halus yang sanggup menerima al-Qur’an dengan senang hati. Al-Qur’an memiliki keistimewaan yang luar biasa, salah satunya adalah dalam hal balaghah (sastra). Tidak ada seorang pun yang mampu menyusun atau merangkai kata-kata sebagaimana al-Qur’an meskipun hanya satu ayat
Contoh Mukjizat-Mukjizat yang Diberikan Kepada Rasul Allah
1.      Mukjiat Nabi Ibrahim a.sMukjizat Nabi Ibrahim a.s. adalah tidak hangus ketika dibakar oleh Raja Namrud. Jika orang biasa dibakar dalam kobaran api dalam suhu 1700 C, tentu hangus terbakar dalam sekejap. Namun Nabi Ibrahim a.s. tidak terbakar sedikit pun, bahkan api terasa dingin oleh beliau. Allah berfirman dalam
Q.S. al-Anbiya’:69.
Kami berfirman, “Hai api, jadikanlah dingin dan menjadi keselamatan bagi Ibrahim.”
2.      Mukjizat Nabi Musa a.s
Nabi Musa a.s merupakan nabi yang diutus untuk menyeru Bani Israil agar beriman kepada Allah. Dakwahnya ditentang oleh seorang raja yang kejam dan durhaka kepada Allah yang bernama Fir’aun. Raja Fir’aun mengumpulkan para tukang sihir untuk mengalahkan Nabi Musa a.s. Para tukang sihir tersebut melemparkan tongkat-tongkat yang ada di tangan mereka dan menjelma menjadi ular-ular yang siap menyerang Nabi Musa a.s.
Allah memerintahkan Nabi Musa a.s. melemparkan tongkat yang biasanya digunakan untuk menggembala kambingnya. Tongkat itu berubah menjadi ular besar dan menelan habis semua ular para tukang sihir tersebut. Kisah ini termaktub dalam al-Qur’an Surah Toha ayat 19-21.
3.      Mukjizat Nabi Muhammad saw.Mukjizat Nabi Muhammad saw. adalah sebagai berikut.
a)      Al-Qur’an merupakan mukjizat terbesar.
b)      Celah-celah jari beliau dapat memancarkan air yang diminum para sahabatnya.
c)      Mi’raj ke Sidratul Muntaha dalam waktu yang singkat.
4.      Mukjizat Nabi saleh a.sNabi Saleh dapat mengeluarkan unta besar dari lubang batu yang sangat kecil.
5.      Nabi Sulaiman a.s.
Kisah kehebatan Nabi Sulaiman a.s. dapat kita baca dalam surah Saba’ dan surah An-Nahl. Ia seorang nabi yang dapat berbicara dengan semua jenis binatang, termasuk dengan bangsa jin, contohnya Ifrid. Ia juga dapat mengendalikan angin. Ia juga seorang raja bagi manusia dan hewan dan berhasil mengislamkan ratu Bulqis yang sebelumnya menyembah berhala.
6.      Mukjizat Nabi Isa a.s.Mukjizat Nabi Isa a.s. adalah sebagai berikut.
a)      Membuat burung dari tanah dan benar-benar hidup atas izin Allah.
b)      Menyembuhkan orang yang buta sehingga dapat melihat lagi.
c)      Menyembuhkan orang yang sakit lepra.
d)     Menghidupkan orang yang sudah meninggal dengan izin Allah.
B.       Karamah/Karomah
Karomah berasal dari bahasa arab كرم berarti kemuliaan, keluhuran, dan anugerah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang mengistilahkan karomah dengan keramat diartikan suci dan dapat mengadakan sesuatu diluar kemampuan manusia biasa karena ketaqwaanya kepada Tuhan.
Karamah secara bahasa adalah kemuliaan, namun secara istilah dalam agama maka banyak makna yg berbeda, yaitu pada muamalah (pergaulan) karamah adalah orang yg mulia dan dermawan, pada bab Tasawwuf karamah adalah kelebihan yg Allah berikan pada orang yg shalih berupa keajaiban
Menurut ulama sufi, karamah berarti keadaan luar biasa yang diberikan Allah SWT kepada para wali-Nya. Wali ialah orang yang beriman, bertakwa, dan beramal shaleh kepada Allah SWT.
Allah SWT berfirman dalam Q.S. Yunus: 62-64,
“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada rasa takut pada mereka, dan mereka tidak bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan bertakwa. Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan di akhirat….”
Ulama’ sufi meyakini bahwa para wali mempunyai keistimewaan, misalnya kemampuan melihat hal-hal ghaib yang tidak dimiliki oleh manusia umumnya. Allah SWT dapat memberi karamah kepada orang beriman, takwa, dan beramal shaleh menurut kehendaknya.
1)      Kejadian yang Dialami Seorang Ahli Ilmu pada masa Nabi Sulaiman a.s.
Ketika Nabi Sulaiman a.s. sedang duduk di hadapan dengan para tentaranya yang terdiri atas manusia, hewan, dan jin, beliau meminta kepada mereka mendatangkan singgasana Ratu Bulqis. Ada seorang yang berilmu berkata kepada Nabi Sulaiman a.s. menurut sebuah keterangan, orang yang berilmu itu bernama Asif. Perkataan orang berilmu tersebut diabadikan Allah SWT dalam firman-Nya Q.S. an-Naml: 40,
“Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al Kitab: “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip”. Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: “Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barang siapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barang siapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia”.
2)      Kejadian yang Dialami Maryam binti Imran
Nabi Zakaria a.s. menemukan makanan setiap hadir di mihrab Maryam binti Imran.
Allah berfirman dalam Q.S. Ali Imran: 37,
“Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakaria pemeliharanya. Setiap Zakaria masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakaria berkata: “Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?” Maryam menjawab: “Makanan itu dari sisi Allah”. Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab.”
Peristiwa yang disaksikan Nabi Zakaria a.s. merupakan karamah yang dianugerahkan Allah SWT kepada maryam binti Imran. Allah SWT mentakdirkan bahwa pengasuh Maryam adalah pamannya sendiri, yakni Nabi Zakaria a.s.
Klasifikasi manusia yang mendapatkan karomah:1.      Wali Aqthab atau Wali QuthubWali yang sangat paripurna. Ia memimpin dan menguasai wali diseluruh alam semesta. Jumlahnya hanya seorang setiap masa. Jika wali ini wafat, maka Wali Quthub lainnya yang menggantikan.
2.      Wali Aimmah
Pembantu Wali Quthub. Posisi mereka menggantikan Wali Quthub jika wafat. Jumlahnya dua orang dalam setiap masa. Seorang bernama Abdur Robbi, bertugas menyaksikan alam malakut. Dan lainnya bernama Abdul Malik, bertugas menyaksikan alam malaikat.
3.      Wali AutadJumlahnya empat orang. Berada di empat wilayah penjuru mata angin, yang masing-masing menguasai wilayahnya. Pusat wilayah berada di Kakbah. Kadang dalam Wali Autad terdapat juga wanita. Mereka bergelar Abdul Haiyi, Abdul Alim, Abdul Qadir dan Abdu Murid.
4.      Wali AbdalAbdal berarti pengganti. Dinamakan demikian karena jika meninggal di suatu tempat, mereka menunjuk penggantinya. Jumlah Wali Abdal sebanyak tujuh orang, yang menguasai ketujuh iklim. Pengarang kitab Futuhatul Makkiyah dan Fushus Hikam yang terkenal itu, mengaku pernah melihat dan bergaul baik dengan ke tujuh Wali Abdal di Makkatul Mukarramah.
Pada tahun 586 di Spanyol, Ibnu Arabi bertemu Wali Abdal bernama Musa al-Baidarani. Abdul Madjid bin Salamah sahabat Ibnu Arabi pernah bertemu Wali Abdal bernama Mu’az bin al-Asyrash. Beliau kemudian menanyakan bagaimana cara mencapai kedudukan Wali Abdal. Ia menjawab dengan lapar, tidak tidur dimalam hari, banyak diam dan mengasingkan diri dari keramaian.
5.      Wali Nuqoba’Jumlah mereka sebanyak 12 orang dalam setiap masa. Allah memahamkan mereka tentang hukum syariat. Dengan demikian mereka akan segera menyadari terhadap semua tipuan hawa nafsu dan iblis.
Jika Wali Nuqoba’ melihat bekas telapak kaki seseorang diatas tanah, mereka mengetahui apakah jejak orang alim atau bodoh, orang baik atau tidak.
6.      Wali Nujaba’Jumlahnya mereka sebanyak 8 orang dalam setiap masa.
7.      Wali HawariyyunBerasal dari kata hawari, yang berarti pembela. Ia adalah orang yang membela agama Allah, baik dengan argumen maupun senjata. Pada zaman nabi Muhammad sebagai Hawari adalah Zubair bin Awam. Allah menganugerahkan kepada Wali Hawariyyun ilmu pengetahuan, keberanian dan ketekunan dalam beribadah.
8.      Wali RajabiyyunDinamakan demikian, karena karomahnya muncul selalu dalam bulan Rajab. Jumlah mereka sebanyak 40 orang. Terdapat di berbagai negara dan antara mereka saling mengenal. Wali Rajabiyyun dapat mengetahui batin seseorang. Wali ini setiap awal bulan Rajab, badannya terasa berat bagaikan terhimpit langit. Mereka berbaring diatas ranjang dengan tubuh kaku tak bergerak. Bahkan, akan terlihat Kedua pelupuk matanya tidak berkedip hingga sore hari. Keesokan harinya perasaan seperti itu baru berkurang. Pada hari ketiga, mereka menyaksikan peristiwa ghaib.Berbagai rahasia kebesaran Allah tersingkap, padahal mereka masih tetap berbaring diatas ranjang. Keadaan Wali Rajabiyyun tetap demikian, sesudah 3 hari baru bisa berbicara.Apabila bulan Rajab berakhir, bagaikan terlepas dari ikatan lalu bangun. Ia akan kembali ke posisinya semula. Jika mereka seorang pedagang, maka akan kembali ke pekerjaannya sehari-hari sebagai pedagang.
9.      Wali KhatamKhatam berarti penutup. Jumlahnya hanya seorang dalam setiap masa. Wali Khatam bertugas menguasai dan mengurus wilayah kekuasaan ummat nabi Muhammd,saw.
C.       Ma’unahMa’unah berarti pertolongan. Ma’unah adalah pertolongan yang diberikan oleh Allah SWT kepada orang mukmin untuk mengatasi kesulitan yang menurut akal sehat melebihi kemampuannya. Ma’unah terjadi pada orang yang biasa berkat pertolongan Allah. Misalnya, orang yang terjebak dalam kobaran api yang sangat hebat, namun berkat ma’unah/pertolongan Allah, ia selamat.
Beberapa Devinisi Maunah
  • Dalam kamus Lisanul ‘Arab, kata ma’unah dari ‘awana,mashdar-nya adalah al’aun dan mu’awanah dan juga ma’unah kata kata tersebut suka dikiaskan dengan arti pertolongan, bantuan. Itu jika kita kaji secara bahasa saja.
  • Dalam pandangan Islam, ma’unah pertolongan dari Allah dapat kita minta dengan cara yang telah ditentukan Allah dalam Alquran dan juga petunjuk Nabi-Nya, sebagaimana Allah menyatakan dalam Al-Quran, “Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.” (Al-Fatihah: 5).
Kemudian pada ayat lain “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu.” (Al-Baqarah: 45).
  • Dalam kamus Lisanul ‘Arab, kata ma’unah dari ‘awana,mashdar-nya adalah al’aun dan mu’awanah dan juga ma’unah kata kata tersebut suka dikiaskan dengan arti pertolongan, bantuan. Itu jika kita kaji secara bahasa saja. Dalam pandangan Islam, ma’unah pertolongan dari Allah dapat kita minta dengan cara yang telah ditentukan Allah dalam Alquran dan juga petunjuk Nabi-Nya, sebagaimana Allah menyatakan dalam Al-Quran, “Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.” (Al-Fatihah: 5).
Dalam kamus Lisanul ‘Arab, kata ma’unah dari ‘awana,mashdar-nya adalah al’aun dan mu’awanah dan juga ma’unah kata kata tersebut suka dikiaskan dengan arti pertolongan, bantuan. Itu jika kita kaji secara bahasa saja.Dalam pandangan Islam, ma’unah pertolongan dari Allah dapat kita minta dengan cara yang telah ditentukan Allah dalam Alquran dan juga petunjuk Nabi-Nya, sebagaimana Allah menyatakan dalam Al-Quran, “Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.” (Al-Fatihah: 5).
D.       Irhas
Irhash adalah sesuatu yang luar biasa yang diberikan Allah kepada seseorang yang dipersiapkan untuk membawa risalah. Seperti melindunginya awan atas Nabi Muhammad Saw sebelum Pengutusan beliau. Dapat dikatakan Irkhash adalah sesuatu yang diberikan kepada calon Nabi berupa keluarbiasaan.
Irhas adalah kejadian luar biasa atau hal-hal yang istimewa pada diri calon nabi atau Rasul ketika masih kecil. Contohnya, Muhammad saw. Selalu dinaungi awan sehingga kepanasan saat melakukan perjalanan dagang ke negeri Syam. Peristiwa yang terjadi pada diri Nabi Isa a.s. ketika beliau masih bayi dalam buaian ibunya, Maryam. Pada saat masih bayi, Nabi isa dapat berbicara kepada orang-orang yang melecehkan ibunya. Pembicaraan Nabi Isa a.s. ketika masih bayi itu disebutkan dalam firman Allah, Q.S. Maryam: 29-33.
“Maka dia (Maryam) menunjuk kepada anaknya, mereka berkata “Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih dalam ayunan?” Dia (Isa) berkata, “Sesungguhnya aku hamba Allah, Dia memberiku kitab Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi, dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkahi di mana saja aku berada dan Dia memerintahkan kepadaku melaksanakan shalat dan menunaikan zakat selama hidup, dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari kelahiranku, pada hari wafatku, dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali.”
Perbedaan antara Mukjizat, Karamah, Ma’unah, dan Irhas
Pada dasarnya mukjizat, karamah, ma’unah, dan irhas adalah sama, yaitu anugerah Allah SWT yang diberikan kepada hamba-Nya. Perbedaannya terletak pada siapa yang menerimanya. Perbedaan antara mukjizat, karamah, ma’unah, dan irhas adalah sebagai berikut.
  1. Mukjizat diberikan kepada para nabi dan rasul.
  2. Karamah dianugerahkan kepada wali.
  3. Ma’unah diberikan kepada orang mukmin.
  4. Irhas dianugerahkan kepada calon nabi atau rasul Allah SWT (sebelum diangkat menjadi nabi dan rasul)
Persamaan antara mukjizat, karomah, ma’unah dan irhas adalah sama-sama datangnya dari Allah SWT. Orang yang diberikan mukjizat, karamah, ma’unah, dan irhas pantas diteladani hidupnya, karena mukjizat, karamah, ma’unah, dan irhas hanya diberikan kepada hamba-hamba Allah SWT yang bertakwa dan beramal shaleh.
Hikmah Mukjizat, Karamah, Maunah, dan Irhas
1.      Hikmah adanya mukjizat
  • Melemahkan dan mengalahkan alasan,usaha,dan tipu daya orang-orang yang menentang dakwah rasul allah.
  • Bagi yang telah percaya kepada kenabian maka mukjizat akan berfungsi untuk memperkuat iman serta menambah keyakinan akan kekuasaan Allah SWT.
  • Membuktikan kebenaran rasul yang diutus Allah dan ajaran – ajarannya.
2.      Hikmah Karamah, Ma’unah, dan Irhash
  • Mempertebal iman kepada Allah SWT.
  • Mendekatkan diri kepada Allah.
  • Tidak takut akan kesulitan, karena yakin Allah selalu memberikan pertolongan kepada hambanya yang beriman dan bertakwa.